Rabu, 15 Agustus 2012

Bagaimana Kami Bisa MEMAKSAKAN Percaya Kami Pada Kalian?

Saya memang tidak begitu aktif mengikuti perkembangan nasional terkini. Tapi ijinkanlah saya menulis beberapa yang mengganggu pikiran saya selama ini. ijinkanlah saya yang sedang sakit ini menggunakan sisa tenaga untuk menuliskan kemuakan saya pada ketidakadilan di negara ini.
Rasanya belum lama telinga kita sebah dengan pemberitaan mengenai Cicak vs Buaya yang melibatkan para petinggi kepolisian kita juga sempat terjadi penahanan para pemimpik KPK. Baru-baru ini kita dibikin muak lagi dengan Cicak vs Buaya jilid II. Kali ini mengenai kasus pengadaan simulator uji SIM. Kita semua sudah tahu lah bagaimana ujian SIM. Orang bisa dengan mudah mendapatkan SIM asal dia punya duit dan punya kenalan orang dalam kepolisian. Semua bisa diatur. Kali ini kasus yang mencapai ratusan miliar rupiah duit rakyat itu (gak tau deh pasti nominalnya, lupa gue), jadi rebutan antara cicak dan buaya. Coba deh elo tebak mana yang bakal menang. Masih mending ya kalo buaya sama ikan paus. Jadinya kita dapat kota Surabaya. Tapi ini cicak sama buaya..beuh…dipithes sekali aja cicak bisa klepek-klepek.
Balik ke KPK vs Polisi tadi. Dalam laporan, KPK tuh udah mulai menyelidiki kasus itu 25 Januari 2012 yang lalu dan sudah masuk tahap penyidikan. Mereka udah dapat beberapa tersangka yang salah satunya adalah seorang petinggi bintang dua polri. Terus minggu kemarin menurut cerita, mereka berkunjung ke mabes polri buat kasih surat pemberitahuan penyidikan, sekaligus mau kulo nuwun. Hari itu juga anak-anak KPK yang jumlahnya 30 orang mulai menggeledah markas itu. Awalnya disambut baik, udah dikasih kunci pula. Terus tiba-tiba di tengah malam pemimpin KPK itu dapat pesan darurat mengenai penghalangan penggeledahan itu. Intinya sih, mereka ditahan di markas itu gak boleh keluar. Sampai sahur di sana. Apa alasan kok tiba-tiba aja “seakan” berubah pikiran gitu sih polri?
Alasannya adalah polri merasa menyelidiki kasus itu duluan. Dan KPK udah melanggar batas dalam hal ini. penggeledahan tanpa persetujuan polri. Pusing deh gue. Polri sudah menetapkn tersangka yang jumlahnya lebih banyak dari punya KPK. Padahal menurut tanggal nih ya, KPK mulai 25 Januari, polri mulai Mei. Dalam UU KPK udah diatur juga siapa cepat dia dapat. Dan kenapa polri masih ngotot menangani kasus ini? kalau mau ditangani bersama-sama nanti gimana nggak chaos?
Harus ada salah satu yang mengalah. Dan yang mengalah itu adalah polri. Kasus ini melibatkan orang dalam tubuh kepolisian itu sendiri. Logikanya nih ya, kalau kasus itu ditangani sendiri oleh polri sendiri, gimana bisa independen prosesnya? Gimana bisa kredibel hasilnya? Terus kenapa masih saja ngotot? Mereka berdalih, biarkan polri membuktikan kepada masyarakat bahwa kami bisa menangani kasus ini sendiri.
Pak, maaf, bagaimana kami bisa percaya pada kalian jika kasus yang selama ini “dilupakan” belum selesai juga ketika kalian yang menangani? Rekening gendut kalian, pembobolan BNI yang nilainya triliunann itu, pengadaan alat komunikasi mabes polri, apa lagi? Gayus…nah, harusnya bisa sampai melibatkan oknum polri tapi gk tersentuh tuh, dll……apakah itu tidak cukup untuk membuat kami KESAL dan SULIT UNTUK PERCAYA lagi pada kalian? Kasus-kasus itu saja belum selesai, kenapa masih ngotot mau menangani yang baru yang MELIBATKAN oknum anggota kalian?
Apakah ini tidak memperlihatkan bagaimana upaya kalian melindungi korupsi di tubuh kalian sendiri?
Bagaimana kami bisa memaksakan kepercayaan kami pada kalian yang untuk kasus pelanggaran lalu lintas kecil saja beberapa di antara kalian masih ada yang mau disogok? Bagaimana kami bisa memaksakan kepercayaan kami pada kalian yang untuk persidangan kecil saja kalian masih membiarkan para calo bertebaran di sekitar kalian, BAHKAN DI DEPAN MATA KALIAN? Seakan kalian sendirilah yang telah melegalkannya? Bagaimana kami bisa MEMAKSAKAN kepercayaan kami pada kalian jika untuk kasus pembebasan mobil karena kecelakaan dan kedua belah pihak sudah saling rela tanpa paksaan, masih kalian persulit bahkan kalian DENGAN TANPA MALU MEMINTA SUAP dari ayah saya? 
Berapa triliunan uang rakyat lagi yang mesti kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa nyawa tak berdosa lagi yang harus kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa orang lagi yang harus menjadi tumbal untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian??
Inikah keadilan yang selama ini kalian maksud? Di mana keadilan yang kalian tegakkan itu ketika masyarakat desa yang tak tahu apa-apa tiba-tiba kalian tembaki dan kalian hardik HANYA untuk MELINDUNGI pengusaha yang telah MENYOGOK kalian? Inikah penegak keadilan yang kami idamkan itu? Berapa banyak air mata yang mesti kami tumpahkan lagi untuk menangisi betapa SAKITNYA kalian? 
Rasanya sudah cukup muak kami memaksakan kepercayaan kami pada kalian. Plis, tolong, masyarakat sudah pada tahu kok. Saya yakin, di dalam tubuh kalian masih ada beberapa orang yang jujur dan berjuang memelihara kejujuran mereka. Bahkan jika itu pahit. Dan saya yakin, mereka bisa merubah keadaan sakit parah itu di dalam tubuh kalian. Syafakallah…

NB: tulisan ini dibuat tanpa lihat literatur, jadi koreksi saya jika ada kesalahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar