Balik lagi ke bahasan peran antar gender dalam sebuah rumah tangga. Saya sendiri setuju pada pandangan bahwa selain hamil dan menyusui, segala pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan oleh kedua belah pihak (laki-laki maupun perempuan). Bisa dengan pembagian sesuai kesepakatan, atau mekanisme lainnya yang sama-sama menyenangkan untuk kedua belah pihak. Jadi semangatnya bukan lagi dikotomi pemenuhan kewajiban, ini kewajibanku itu kewajibanmu, tetapi lebih ke semangat untuk saling melayani. Dan itu tentunya harus seimbang. Keduanya harus punya semangat yang sama. Bukan lagi karena itu kewajibanmu, maka di sini aku hanya membantu ya...
Tetapi lebih pada karena ini tanggung jawab bersama, maka kita handel bersama. Aku bagus di bidang ini, kamu bagus di bidang itu, mari lakukan yang terbaik bersama.Ya...barangkali ini terdengar terlalu klise atau gimana ya...hahaha. tapi beneran ada lhoo
Terus kalau yang ingin dicapai endingnya nanti tidak perlu ada pelabelan, kenapa masih bahas gender equality? Masuk di SDGs nomor 3 lagi. Yang diklaim sebagai enabler dari pencapaian hasil-hasil pembangunan lainnya.
Kondisi saat ini, kita ternyata belum sampai ke sana.
Nanti kita terusin lagi ya...tak lihat contekan dulu 😅 ini ada di artikelnya UNFPA tadi barusan cite itu untuk tesis. Kita lanjut lagi besok ya...
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2008