Asal nama Belitung konon diambil dari Pulau Bali yang terpotong. Menurut cerita rakyat, dahulu pada saat daratan Indo-Asia dan Indo-Australia masih menyatu, Pulau Bali dengan Pulau Belitung masih menjadi satu daratan. Karena pergeseran lempeng bumi, lambat laun pulau yang bersatu tersebut terpecah dan saling menjauhi. Yang pada akhirnya potongan itu sampai pada posisi di mana Pulau Belitung sekarang berada.
Sebelum pengaruh Islam masuk ke Belitung, dulunya penduduk Pulau Belitung merupakan masyarakat Hindu dengan Kerajaan Balok yang masih menganut ajaran Hindu, baru kemudian setelah masa pemerintahan Datuk Mayang Gresik atau lebih akrab dipanggil dengan Ki Ronggo Udo, kerajaan tersebut menjadi kerajaan Islam.
Sebelumnya memang banyak ditemui peninggalan-peninggalan kebudayaan yang mirip dengan kebudayaan Bali yang mengindikasikan bahwa dahulunya masyarakat Belitung memang masyarakat Hindu. Baru kemudian setelah pengaruh Islam masuk ke pulau tersebut, kebudayaan Hindu berangsur punah hingga saat ini masyarakat Belitung lebih dikenal dengan masyarakat Melayu Islam.
Mungkin karena alasan sejarah inilah di Pulau Belitung dibentuk desa yang kental dengan budaya masyarakat Bali. Desa ini merupakan desa yang dibentuk dari proses transmigrasi bedol desa dari Bali ke Belitung sehingga desa ini disebut dengan Desa Balitong atau masyarakat setempat kadang menyebutnya dengan Trans-Bali. Desa itu kini masih kental dengan nuansa Balinya. Begitu kita masuk, kita akan merasakan seperti berada di Pulau Dewata. Bangunan-bangunan pura, sesajen, dan lain-lain yang mencirikan masyarakat Bali yang khas. Tradisi-tradisi mereka pun masih tetap terjaga, seperti Kuningan, dan tradisi khas Bali lainnya. Tak heran jika desa ini oleh pemerintah kabupaten dijadikan sebagai salah satu desa wisata yang menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar