Minggu, 25 Oktober 2020

"Copy-Writing" Doa dan Jurnal Mimpi

Bertemu dengan orang-orang yang berbeda dan "having deep conversations" dengan mereka adalah hal yang saya sukai saat ini. Seperti Dian Sastrowardoyo yang selalu menawarkan kesempatan untuk ngopi bersama dengan teman barunya dan mengajaknya ngobrol untuk mengetahui adakah kecocokan di antara mereka. Cocok di sini bukan berarti urusan romantis, tetapi lebih kepada kecocokan frekuensi untuk menjalin pertemanan yang saling bersimbiosis mutualisme dan positif. Dalam hal apapun. Entah itu karir, ide-ide, dan yang lainnya. Sedikit menyesal kenapa sih tidak dari dulu saja saya begini. Kenapa baru sekarang.

Masih ingat dengan perbincangan dengan seorang teman beberapa waktu lalu yang saat ini dia sudah berada di fase "I've done with that stage, Wulan". Fase kami berbeda. Mengiyakan setiap ajakan bertemu dan mengobrol sudah tidak lagi di lakukan karena sudah ingin lebih mempersempit circle pertemanan dan membuat waktu untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat. Yap, barangkali teman saya ini sudah menemukan apa yang dia cari dari pertemanan. Dalam fase saya saat ini barangkali apa yang saya cari tentu saja berbeda dengan apa yang dia cari dulu. Yes, I'm looking for ideas, insights, meaning. Kalau bisa dibuat jurnal mungkin judulnya begini: "In Search of Meaning: ....." Dan saya yakin bahwa setiap orang yang dihadirkan memiliki pesan yang hendak disampaikan Allah kepada kita melalui mereka. 

Maka dari itu saya mulai merasa perlu untuk mencatat apa saja yang saya dapatkan dari satu pertemuan ke pertemuan yang lainnya. Seperti membuat jurnal begitulah. 

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan dua orang yang berbeda dalam waktu berdekatan yang masing-masing membawa cerita mereka yang menurut saya saling berkaitan. Yaitu tentang "journaling". Yang satu adalah membuat catatan khusus mengenai doa-doa dan harapan yang secara spesifik dia buat dan rapalkan sehari-hari. Yang satu, membuat jurnal mengenai mimpi-mimpi (bunga tidur) yang ia alami sehari-hari. Untuk jurnal mimpi ini, memang beliau memiliki intuisi yang tajam dan sering mengimpikan orang-orang di sekitarnya mengenai sesuatu yang kadang berkaitan dengan kejadian nyata. Ini bukan tentang indigo. Tapi saya memang pernah diberitahu guru saya bahwa orang yang sudah lama berlatih yoga biasanya memiliki kecenderungan intuisi yang tajam sehingga mereka harus berhati-hati dengan apa yang mereka ucapkan bahkan yang dipendam dalam hati sekalipun. Mengenai jurnal mimpi ini sumber inspirasinya dari IG Stories Andien. Bahwa kadang mimpi itu bukan sekedar bunga tidur, tetapi salah satu bahasa dari alam bawah sadar (unconscious/soul) kita yang diterjemahkan dalam mimpi kepada conscious mind. Nah, di sini seringnya conscous mind kita yang memberi limitasi pemahaman terhadap unconscious mind. Oleh karena itu peran membuat jurnal mimpi adalah untuk membantu kita memahami pesan yang hendak disampaikan dari unconsious mind melalui mimpi kita. Mimpi itu dipenuhi simbol yang sifatnya sangat personal. Nah, jika seringkali dikaitkan dengan tafsir mimpi, dll, saya rasa itu adalah hal yang berbeda jadi kembali ke personal masing-masing. Lebih lanjut sih, coba cek di highlight stories-nya Andien ya...

Kaitannya dengan copy-writing doa apa? Ya beda sih, tapi intinya adalah menuliskan. Sama-sama menuliskan. Yang satu adalah menuliskan bahasa dari unconscious mind, yang satu adalah menuliskan apa-apa yang ada di conscious mind kita. Doa dan harapan itu dari pikiran sadar kita kan. 

Bagi orang yang sedang menjalani proses healing seperti saya, barangkali ini adalah hal yang akan sangat membantu. Berbagai tools sudah ada. Banyak praktisi yang membagikan pengetahuannya secara cuma-cuma. Tapi sebelum kita memilih tools yang cocok, PR untuk masing-masing adalah mengupas satu per satu masalah inti dari luka batin yang dialami. Dan proses untuk menuju ke inti itu tentu tidak mudah. Challenging juga. Kadang semesta dengan berbagai peristiwa dan manusia yang dihadirkan dalam hidup kita juga berperan penting dalam proses menuju ke inti itu. Embrace them. 

Sampai di sini saya kehilangan kata-kata sebenarnya untuk membahasnya lebih lanjut. Tapi semoga sudah cukup menangkap dua hal itu lah ya. Pembahasan yang menggantung. Hahahah. Maap. 

Adakah yang sudah melakukan salah satu atau keduanya? Atau adakah yang berniat untuk mulai membuat copy-writing doa dan jurnal mimpi? Yuk, sama-sama belajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar