Penggalan akhir kalimat dari buku "Simple Life" karya Desi Anwar (hal. 152, bagian Travel):
"The feeling of going somewhere and discovering new things."
Saya sedang dalam proses menyelesaikan buku ini. Buku yang easy reading dan seperti judulnya, simpel, tapi bisa menjadi teman hangat untuk bercengkerama dengan diri sendiri. Saya berhenti sejenak setelah menyelesaikan bagian Travel ini ketika tiba-tiba ada pop-up di kepala untuk menuliskan ini.
Hmm... Rasanya sudah agak lama saya tidak merasakan perjalanan yang benar-benar deep untuk diri saya. Dalam artian, waktu di mana kita benar-benar menikmati proses perjalanan itu sendiri. Misal ketika berada di sebuah kereta atau bandara dan pesawat, bertemu singkat dengan orang yang benar-benar baru. Melakukan percakapan basa-basi dengan mereka kemudian tenggelam dalam pikiran masing-masing, entah bersama handphone, buku, atau lamunan. Biasanya saya dapatkan momen ini ketika dulu sering melakukan duty trip sendirian keluar kota. Ah, sudah lama ya ternyata...
Agaknya sesekali kita perlu melakukan perjalanan itu seorang diri, di mana kita benar-benar bisa membuat keputusan-keputusan mandiri selama perjalanan kita tentang apa yang akan kita lakukan, tentang apa yang kita pikirkan, tentang apa yang kita renungkan, dst. Atau sekedar memberi sapa hangat pada anak kecil yang melihat kita terheran-heran, kemudian kita penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh wajah innocent mereka yang lucu tentang kita.
Saat itu barangkali bisa menjadi momen untuk melihat ke dalam diri kita, tentang siapa sebenarnya kita jika tidak ada orang yang mengenal kita. Menguji bagaimana akhlak kita ketika berinteraksi dengan orang-orang yang benar-benar baru dan asing tanpa kekhawatiran pada penilaian-penilaian.
Saat ini saya sedang tertarik untuk hal-hal yang saya temui secara random. Salah satunya ketika bertemu dengan teman baru di sebuah pameran seni rupa beberapa waktu lalu. Ternyata mengasyikan juga bisa menemukan teman baru secara tidak sengaja kemudian bisa berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya untuk menghadiri pameran-pameran yang lain. Seperti mendapat kejutan-kejutan menarik dalam hidup.
Begitu juga dengan sebuah perjalanan di mana kita bisa banyak menemukan hal-hal baru dan kekaguman-kekaguman tentang suatu hal yang baru kita ketahui. Membiarkan diri kita sibuk "ber-wow-wow" dan merasakan antusiasme.
Agaknya perasaan "wow" itu bagus juga jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menikmati perasaan antusias dalam setiap aktifitas yang dikerjakan. Mengasyikan ya.
Ah, iya. Beberapa waktu lalu saya sempat membahas secara singkat mengenai satu drama korea dan satu film pendek yang bercerita tentang pertemuan dengan orang asing di dalam suatu perjalanan kemudian jatuh cinta. Seperti film-film trilogi "Before...". Drama korea yang pernah saya tonton judulnya "Encounter" dengan 16 episode, dan film pendeknya merupakan iklan dari Angkasa Pura berjudul "Purnama di Terminal 3" garapan sutradara Adhiyat Mika dengan durasi sekitar 16 menit.
Film-film dan drama di atas sedikit banyak memberi gambaran setidaknya bagi saya tentang bagaimana menjadi orang yang "easy going", dan tidak kaku. Tidak perlu jauh-jauh dulu untuk klik dengan orang baru yang ditemui dan mengalami jatuh cinta. Paling tidak dari interaksi tiba-tiba itu ada pengalaman "kejutan" atau "wow moment" yang dapat kita temui. Selalu ada kebijaksanaan yang dapat kita ambil dari setiap orang yang kita temui, terlepas dari siapapun orangnya. Paling tidak kita bisa sejenak melepaskan diri untuk berinteraksi secara jujur tanpa kekhawatiran dan melepaskan diri dari bias penilaian baik dan buruk atau normatif pada orang lain.
Saya sendiri belum bisa seterbuka itu sih ketika bertemu "stranger" dalam perjalanan. Bertemu dengan teman baru saat di pameran lukisan kemarin itulah pertama kali saya merasa mudah sekali klik dengan orang baru dan bisa santai sekali membuka diri dengannya. Sebelumnya saya lebih banyak mudah curiga dan cenderung lebih berhati-hati pada orang baru. Sedikit menyambung juga sih dengan post saya sebelumnya, tentang hasil perbincangan saya dengan para mentor dan perenungan saya tentang apa yang telah saya lewati selama ini. Ini lebih tentang bagaimana kita bisa membuka diri pada pengetahuan baru dengan tidak mudah memberikan penilaian pada orang lain di awal atau sesuatu yang baru. Tidak ada salahnya jika sesekali bisa sejenak membiarkan isi gelas kita kosong dan bersiap menerima pelajaran baru dari orang baru yang kita temui.
Jadi, siapkah untuk "jatuh cinta" pada wisdom baru dari perjalanan dan "orang baru"?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar