Sore itu adalah sore yang biasa, namun sekejap menjadi luar biasa dengan pengalaman kami mendaki ke negeri di awan itu. Antara tebing, lereng gunung, jurang, dan sejuta pemandangan indah lain memantul di mata kami yang sudah letih dan kedinginan. Basmalah, takbir, tasbih selalu menghiasi perjalanan kami. Pendakian itu bukanlah pendakian seperti biasanya, tapi kali ini penuh makna. Kami akan menuju sebuah negeri di mana senyum hangat para warganya mampu mengalahkan dinginnya udara di sana. Kami menuju sebuah negeri di mana kita bisa melihat lukisan tanpa kuas Sang Pencipta Yang Maha Indah. Kami menuju sebuah negeri di mana para anak memiliki semangat yang tinggi untuk belajar agama. Kami menuju sebuah negeri di mana mereka harus menempuh perjalanan puluhan kilo dengan jalanan yang terjal untuk dapat mengecap pendidikan SMA. Kami menuju sebuah negeri di mana orang-orang hidup dan menghidupi di tepi-tepi jurang dan lereng-lereng pegunungan.
Ya, negeri itu berada di antara dua gunung yang indah, Merapi dan Merbabu.
Malam itu kedatangan kami disambut dengan nyanyian anak-anak di masjid, "saat langit berwarna merah saga, dan kerikil perkasa berlarian, meluncur laksana puluhan peluru, terbang bersama teriakan takbir. semua menjadi saksi atas langkah keberanianmu, kita juga menjadi saksi atas keteguhanmu..."
juga lantunan manis QS. An Naba dari seorang gadis kecil bernama Nurul.
Bagaikan kaum Muhajirin yang disambut oleh kaum Anshar, malam itu membuatku trenyuh dengan semua orang yang ada di sana.
Anak-anak gunung itu jika ditanya ingin menjadi apa kelak, mereka akan menjawab: ingin menjadi ustad/ustadzah karena mereka pintar dan berwawasan luas.
Anak-anak gunung itu mampu mengalahkan rasa malas karena hawa dingin untuk berangkat ke masjid setiap masuk waktu shalat wajib.
Anak-anak gunung itu selalu tersenyum malu pada kami saat kami memandang wajah-wajah teduh mereka.
Hari ini saya sudah kembali ke Jogja. Setiap saya melihat ke arah Merapi, saya selalu teringat dengan mereka. Di balik Gunung Merapi ini ada sebuah negeri yang cantik, Negeri di Awan.
Terima kasih untuk tiga hari yang tak terlupakan ini, ya Allah. Terima kasih atas kesempatan menemukan mereka dan berbagi dengan mereka. Terima kasih.
Salam rindu dari Jogja,
13 Februari 2012
backsound: Priska-Negeri di Awan
kau mainkan untukku sebuah lagu tentang negeri di awan,
di mana kedamaian menjadi istananya dan kini telah kau bawa aku menuju ke sana...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar