Kamis, 26 November 2020

Sense of Accomplishment

November. Saya tidak menyangka bulan ini menjadi bulan yang cukup tough bagi saya dan keluarga. Rasanya kejadian-kejadian sedih beruntun terjadi sejak akhir Oktober kemarin. Bergantian dan beruntun, silih berganti. Dari bapak jatuh, saudara yang meninggal, saudara yang sakit, ibu jatuh, kakek kritis hingga akhirnya berpulang tanggal 19 November kemarin. 

Bulan ini seperti hendak menggembleng saya. Puncaknya saat kakek berpulang kemarin saat saya tidak bisa sepenuhnya hadir membersamai beliau di detik-detik terakhirnya karena sedang bertugas untuk suatu kegiatan di Jogja. Sore setelah kakek dimakamkan, saya langsung kembali lagi ke hotel dengan load pekerjaan yang sebenarnya kalau kondisi normal bisa saya kerjakan tanpa stress, tapi karena kondisi yang capek dan stress, menjadi terasa sangat berat. Hari Jumat kemarin yang begitu kejar-kejaran antara urusan kuliah, pekerjaan, dan keluarga. Pernah kan mengalami stress tekanan sampai mual-mual? Rasanya badan tegang semua meskipun sudah berusaha untuk rileks. Sampai malam itu saya sambil menunggu abang gojek menangis sendirian di pinggir jalan Solo setelah kelelahan keliling Jogja mencari sesuatu yang akhirnya baru ketemu setelah pencarian ke-4. Literally nangis karena capek. 

Sampai akhirnya ternyata di hadiah tidak terduga hadir di Hari Minggu. Para partisipan dan master trainer memberikan apresiasinya. Itu rasanya mak-cless...benar-benar best moment of the year bagi saya. Pengalaman pertama men-deliver sesi dalam Bahasa Inggris di depan para GM dan profesional lainnya. Mungkin bagi banyak orang ini adalah hal yang biasa. Tapi bagi saya ini hal pertama dan cukup berarti bagi saya. Suatu hal yang dari dulu saya bayangkan sebagai "sense of accomplishment" ketika berhasil men-deliver sesuatu di depan publik. Saya memang tidak ahli dalam public speaking, tapi saya menikmati momen-momen saya menjadi center of attention dan saya menjadi fasilitator bagi orang lain untuk mendapatkan pengetahuan baru pada saat yang bersamaan, in a positive way. 

Rasanya berhari-hari ngubek-ubek ratusan materi toolboxes untuk dikemas dalam suatu training plan, training program, hingga session plans, terbayar sudah. I did it!

Saya masih membayangkan suatu saat bisa mendeliver hasil penelitian saya yang bisa berkontribusi cukup berarti bagi keilmuan di forum-forum internasional lainnya dengan baik. Hopefully, someday. 

Saya ingat beberapa waktu lalu saya sempat bertanya pada seorang kakak sekaligus "supervisor" bagi saya: "Kapan sih Mbak merasa sudah melakukan yang terbaik?" Karena selama ini saya seperti jarang sekali melakukan sesuatu hingga push to the limit dan hasilnya melebihi ekspektasi. Hanya di saat-saat tertentu saja. Dan itu sudah lamaa sekali saya tidak merasakannya. 

Kita tidak pernah mengetahui limit kita di mana sampai kita benar-benar menyentuhnya.

Allah, I want more. More "sense of accomplishment" moments.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar