Senin, 27 Oktober 2014

Catatan Kajian Tauhid Masjid Nabawi (2)

Ustad Firanda Andirja, Lc, M.A. (Mahasiswa Jurusan Aqidah Kuliah Da’wah dan Ushuluddin Universitas Islam  Madinah)
17 September 2014


# SYIRIK KECIL (SYIRIK ASYQAR) #

Syirik besar à batal syahadatnya, seluruh amalan tertolak, neraka jahannam selamanya, diharamkan surga baginya
Syirik kecil à hanya menggugurkan amalan yang bercampur syirik keci tersebut
Pendapat ulama menyatakan bahwa dosa syirik (baik itu besar maupun kecil) tidak diampuni dan diletakkan di timbangan keburukan. Syirik kecil bukan berarti dosa kecil, tapi tetap dosa besar!
Salah satu bentuk dari syirik kecil adalah Riya’.
Syirik asyqar merupakan wasilah atau sarana yang mengantarkan seseorang pada kekufuran. Syirik berarti menyamakan Allah dengan selain Allah.
Contoh syirik asyqar:
  

Riya’
Riya’ berarti bahwa seseorang beramal untuk dipuji oleh manusia. Rasulullah pernah berpesan bahwa sesuatu yang aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil. Salah satunya adalah riya’. Jika kalian dipenuhi riya’. Jika kalian dipenuhi riya’, kembalilah pada yang kalian cari itu dari mereka. Wahai sahabatku, aku khawatirkan menimpa kalian selain fitnah Dajjal adalah riya’ karena ia bercokol di hati dan tersembunyi.
Rasulullah lebih khawatirkan fitnah riya daripada fitnah dajjal. FItnah riya’ justru menimpa orang-orang shalih, tersembunyi di hati. Fitnah dajjal hanya terjadi di akhir jaman.
“Kesyirikan yang terjadi pada umatku lebih lembut dari semut kecil hitam yang berjalan di atas batu hitam.”
Salah seorang juga bahkan sampai berkata, “Aku tidak pernah menghadapi yang lebih berat daripada niat.”
Orang shalih tahu kalau meraih ikhlas mereka akan bahagia. Allah Maha Mengetahui usaha kita untuk meraih keikhlasan. Yang penting adalah seseorang berusaha terus-menerus. Saat terjangkit riya’ ia berusaha untuk melawannya. Ibnu Taimiyah juga pernah menyatakan bahwa riya’merupakan salah satu bentuk syahwat yang tersembunyi. Seperti syahwat wanita, orang juga punya syahwat ingin dipuji. Barangsiapa berjihad untuk berjuang di jalan Allah ia harus ikhlas. Selain itu tertolak dan tempatnya neraka jahanam.
Ada tiga golongan yang dihisab Allah SWT kemudian masuk ke neraka jahanam:
a.    Orang yang mati syahid. Ia dihadirkan kepada Allah dan diingatkan akan nikmat-nikmat Allah SWT. Allah bertanya, “Apa yang kau lakukan dengan nikmat yang Allah berikan?”
Barangsiapa beramal akhirat untuk dunia, dia akan mendapatkan dunia itu.
b.   Seorang dai. Ia belajar agama dan mengajarkannya, dihadirkan di hadapan Allah SWT. Allah ingatkan akan nikmat-Nya. Hafalan yang kuat, kecerdasan, dll. Apa yang kau lakukan dengan nikmat-Ku? Ia menjawab, “Ya Allah, aku ajarkan Al Quran. Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya. Namun kemudian Allah berkata,”Kau dusta! Kamu mengajarkan Al Quran untuk dipuji sebagai orang yang pandai Al Quran.” Kemudian Allah sungkurkan wajahnya ke dalam neraka jahanam.
c.   Orang dermawan. Dia luar biasa dermawannya. Dia berkata, tidak ada satupun kecuali aku sedekahkan karena Engkau ya Allah…
Allah jawab, “Kau Dusta!” kemudian ia tidak dapatkan apa-apa kecuali neraka jahanam.
Utsman bin Affan menangis sampai pingsan mendengar hadist ini. Amal kita sedikit, sedikit itupun belum tentu ikhlas…
Oleh karena itu menyembunyikan amalan lebih baik. Pahala ibadah yang sembunyi-sembunyi lebih baik kecuali yang memang zahir, seperti shalat jamaah, berjilbab, dll. Jauhilah hal-hal yang menimbulkan riya’.
Ada tujuh golongan yang Allah akan naungi di akhirat kelak. Di antaranya adalah orang yang ikhlas berinfak secara sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kiri tidak tahu. Kemudian seseorang yang ketika ia sendirian, ia menangis mengingat Allah SWT.
Ibnu Umar saat berjihad ia menutup wajahnya hingga orang tidak tahu kalau itu adalah dia. Hasan Al Basri tiap malam bawa gandum secara sembunyi-sembunyi kepada fakir miskin. Sedekah sembunyi-sembunyi akan meredakan kemurkaan Allah SWT. Jangan ceritakan kebaikan antum kecuali darurat. Saat beramal shalih, setan selalu menggoda. Lebih buruk lagi, berghibah sambil riya’. Jangan sampai juga orang memuji kita dengan amalan yang tidak kita lakukan.
2.       Jimat (dalam bahasa Melayu “Azimat”)
Sesungguhnya mantra, jampi, jimat merupakan kesyirikan, karena dengannyaseseorang menjadikan sebab tanpa sebab. Rasulullah mengajarkan doa, bukan jimat. Rasulullah pernah lihat tali jimat yang ada di unta, lalu dia perintahkan para sahabat untuk memutus talinya. Kalau kau mati dan jimat masih ada di dirimu, kau tak akan selamat. Di Indonesia banyak kyai yang memakai jimat meski itu dengan tulisan Arab sekalipun. Rasulullah mengajarkan doa dengan dibaca, bukan dengan dibawa atau disimpan.
Jimat membuat kita bertawakal tidak kepada Allah, tapi pada jimat. Jimat jadi syirik besar ketika sepenuhnya percaya pada jimat itu. Jimat jadi syirik kecil ketika hanya anggap sebagai sebab. Tapi keduanya tetap dosa besar.
Di antara ciri-ciri orang yang masuk surge tanpa hisab antara lain:
1.       Mereka yang tidak pernah minta diruqyah
2.       Mereka yang tidak pernah mengkait-kaitkan kejadian-kejadian dengan nasib sial
Tidak boleh bersumpah dengan nama selain Allah. Meskipun “Demi Allah dan demi nabi”. Meski sekedar diucapkan tanpa menyakini. Masya Allah artinya atas kehendak Allah.
Hadist tentang arba’in merupakan hadist lemah. Hadist ini mensyaratkan shalat 40 waktu di masjid nabawi. Hadist yang hasan shahih adalah shalat 40 hari penuh di masjid manapun dan tidak meninggalkan takbiratul ihram. Malah tidak diperbolehkan jika berlari-lari mengejar takbiratul ihram karena mengejar syarat arba’in. Apalagi untuk perempuan sebenarnya tidak wajib shalat wajib di masjid, malah lebih baik di rumah. Namun nabi tidak melarangnya.
Kita berhaji ke sini untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah!
Yang disunnahkan dalam sekali safar hanya satu kali umrah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar