Ustad Firanda Andirja, Lc, M.A. (Mahasiswa Jurusan Aqidah
Kuliah Da’wah dan Ushuluddin Universitas Islam
Madinah)
16 September 2014
# PERDUKUNAN #
Sekedar datang ke dukun pun, meski hanya tanya-tanya,
Rasulullah melarangnya. Berangsiapa mendatangi dukun, shalatnya tidak diterima
selama 40 hari. Bahkan Rasulullah pun sudah mewanti-wanti bahwa orang yang
datang kepada dukun dan mempercayai perkataan mereka, maka ia telah kafir
terhadap Al Quran. Mereka juga disebut sebagai dajjal-dajjal kecil karena
mereka membuat orang kufur. Perdukunan merupakan salah satu bentuk dari Taghut.
Hal yang memprihatinkan terjadi di Indonesia karena hampir
di setiap kampung di Indonesia ada dukunnya. Inilah yang menggambarkan sifat
manusia yang ingin instan. Orang yang pergi ke dukun sudah tidak lagi
menggunakan akalnya.
Adapun beberapa bahaya dari pedukunan adalah munculnya
praktek-praktek kriminal seperti santet hingga membunuh. Meski hanya karena
perkara sepele misal karena tersinggung, hingga mendatangi dukun untuk santet.
Selain itu perdukunan juga dapat memunculkan timbulnya pertikaian dalam
keluarga. Misal karena kehilangan suatu barang, orang datang ke dukun untuk
meminta petunjuk tanda-tanda si pencuri kemudian hal tersebut dapat menimbulkan
buruk sangka pada kerabat keluarga.
Di Arab, hukuman bagi para dukun adalah penggal kepala. Hal
ini dilakukan sejak kekhalifahan.
Hanya Allah Yang mengetahui ilmu ghaib secara mutlak. Tidak
ada yang mengetahui yang ghaib baik itu di langit maupun di bumi, melainkan
Allah.Allah mengetahui seluruh yang ada di langit dan bumi, seluruh alam
semesta diciptakan oleh Allah.
Tidak ada satupun daun yang gugur melainkan Allah
mengetahuinya. Semua telah tercatat dalam Lauh Mahfuz. Allah menampakkan sebagian
perkara ghaib, kepada para rasul saja dan para malailat tertentu. Para rasul
merupakan utusan Allah sebagai bukti bahwa rasul itu benar. Nabi pun tidak bisa
menolak kemudharatan dari Allah, ia hanya pemberi peringatan dan kabar gembira.
Seperti contoh ketika insiden Aisyah yang kehilangan
kalungnya kemudian timbullah fitnah. Rasul pun hampir mempercayai perkataan
para munafikun. Kemudian turunlah ayat yang memberikan penjelasan mengenai
Aisyah dan ayat tentang tayamum. Fitnah terhadap Aisyah berlangsung selama satu
bulan bahkan nabi pun belum jelas benar atau tidaknya. Kemudian turunlah ayat
tersebut baru kemudian Rasulullah meminta para sabahat untuk membantu
mencarikan kalungnya. Para sahabat saat itu mencarinya sampai hampir subuh tapi
belum ketemu juga. Saat itu para sahabat tidak menemukan air, kemudian turunlah
ayat yang menerangkan tentang tayamum. Pelajarannya adalah bahwa saat itu
Rasulullah pun tidak tahu di mana kalung Aisyah yang hilang. Juga tidak tahu
kebenaran fitnah yang terjadi saat itu.
Itu salah satu contoh dari seseorang yang diutus sebagai
Rasulullah sekalipun. Nabi Yakub pun tidak tahu saat kehilangan nabi Yusuf. Hukum
asalnya adalah seluruh manusia tidak tahu apa-apa tentang yang ghaib. Para
Rasul diberi sedikit saja hanya untuk buktikan bahwa mereka adalah utusan
Allah. Adapun ramalan-ramalan yang cocok dengan yang kemudian terjadi merupakan
salah satu cara Allah untuk menguji manusia.
Kenapa para dukun terkadang ramalannya benar? Jika Allah
telah menetapkan suatu perkara tentang masa depan, Allah mengabarkannya kepada
malaikat. Para malaikat kemudian saling membicarakannya. Para jin mencuri
dengar dari perbincangan mereka di langit. Karena dukun bekerjasama dengan para
syaitan.
Baru belajar sihir saja sudah masuk kufur. Orang yang datang
ke dukun saja sudah kafir, gimana dukunnya. Mereka beribadah dengan syaitan.
Bedanya antara karamah dan ilmu syaitan adalah kalau karamah diberikan oleh
Allah secara tiba-tiba dan tidak bisa dibatalkan. Sedangkan ilmu syaitan itu
bisa dipelajar dan bisa dibatalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar