Senin, 27 Oktober 2014

Catatan Kajian Tauhid Masjid Nabawi (1)

Ustad Firanda Andirja, Lc, M.A. (Mahasiswa Jurusan Aqidah Kuliah Da’wah dan Ushuluddin Universitas Islam  Madinah)
16 September 2014

# PERDUKUNAN #


Sekedar datang ke dukun pun, meski hanya tanya-tanya, Rasulullah melarangnya. Berangsiapa mendatangi dukun, shalatnya tidak diterima selama 40 hari. Bahkan Rasulullah pun sudah mewanti-wanti bahwa orang yang datang kepada dukun dan mempercayai perkataan mereka, maka ia telah kafir terhadap Al Quran. Mereka juga disebut sebagai dajjal-dajjal kecil karena mereka membuat orang kufur. Perdukunan merupakan salah satu bentuk dari Taghut.
Hal yang memprihatinkan terjadi di Indonesia karena hampir di setiap kampung di Indonesia ada dukunnya. Inilah yang menggambarkan sifat manusia yang ingin instan. Orang yang pergi ke dukun sudah tidak lagi menggunakan akalnya.
Adapun beberapa bahaya dari pedukunan adalah munculnya praktek-praktek kriminal seperti santet hingga membunuh. Meski hanya karena perkara sepele misal karena tersinggung, hingga mendatangi dukun untuk santet. Selain itu perdukunan juga dapat memunculkan timbulnya pertikaian dalam keluarga. Misal karena kehilangan suatu barang, orang datang ke dukun untuk meminta petunjuk tanda-tanda si pencuri kemudian hal tersebut dapat menimbulkan buruk sangka pada kerabat keluarga.
Di Arab, hukuman bagi para dukun adalah penggal kepala. Hal ini dilakukan sejak kekhalifahan.
Hanya Allah Yang mengetahui ilmu ghaib secara mutlak. Tidak ada yang mengetahui yang ghaib baik itu di langit maupun di bumi, melainkan Allah.Allah mengetahui seluruh yang ada di langit dan bumi, seluruh alam semesta diciptakan oleh Allah.
Tidak ada satupun daun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya. Semua telah tercatat dalam Lauh Mahfuz. Allah menampakkan sebagian perkara ghaib, kepada para rasul saja dan para malailat tertentu. Para rasul merupakan utusan Allah sebagai bukti bahwa rasul itu benar. Nabi pun tidak bisa menolak kemudharatan dari Allah, ia hanya pemberi peringatan dan kabar gembira.
Seperti contoh ketika insiden Aisyah yang kehilangan kalungnya kemudian timbullah fitnah. Rasul pun hampir mempercayai perkataan para munafikun. Kemudian turunlah ayat yang memberikan penjelasan mengenai Aisyah dan ayat tentang tayamum. Fitnah terhadap Aisyah berlangsung selama satu bulan bahkan nabi pun belum jelas benar atau tidaknya. Kemudian turunlah ayat tersebut baru kemudian Rasulullah meminta para sabahat untuk membantu mencarikan kalungnya. Para sahabat saat itu mencarinya sampai hampir subuh tapi belum ketemu juga. Saat itu para sahabat tidak menemukan air, kemudian turunlah ayat yang menerangkan tentang tayamum. Pelajarannya adalah bahwa saat itu Rasulullah pun tidak tahu di mana kalung Aisyah yang hilang. Juga tidak tahu kebenaran fitnah yang terjadi saat itu.
Itu salah satu contoh dari seseorang yang diutus sebagai Rasulullah sekalipun. Nabi Yakub pun tidak tahu saat kehilangan nabi Yusuf. Hukum asalnya adalah seluruh manusia tidak tahu apa-apa tentang yang ghaib. Para Rasul diberi sedikit saja hanya untuk buktikan bahwa mereka adalah utusan Allah. Adapun ramalan-ramalan yang cocok dengan yang kemudian terjadi merupakan salah satu cara Allah untuk menguji manusia.
Kenapa para dukun terkadang ramalannya benar? Jika Allah telah menetapkan suatu perkara tentang masa depan, Allah mengabarkannya kepada malaikat. Para malaikat kemudian saling membicarakannya. Para jin mencuri dengar dari perbincangan mereka di langit. Karena dukun bekerjasama dengan para syaitan.
Baru belajar sihir saja sudah masuk kufur. Orang yang datang ke dukun saja sudah kafir, gimana dukunnya. Mereka beribadah dengan syaitan. Bedanya antara karamah dan ilmu syaitan adalah kalau karamah diberikan oleh Allah secara tiba-tiba dan tidak bisa dibatalkan. Sedangkan ilmu syaitan itu bisa dipelajar dan bisa dibatalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar