Saya memang tidak begitu aktif mengikuti
perkembangan nasional terkini. Tapi ijinkanlah saya menulis beberapa yang
mengganggu pikiran saya selama ini. ijinkanlah saya yang sedang sakit ini
menggunakan sisa tenaga untuk menuliskan kemuakan saya pada ketidakadilan di
negara ini.
Rasanya belum lama telinga kita sebah
dengan pemberitaan mengenai Cicak vs Buaya yang melibatkan para petinggi
kepolisian kita juga sempat terjadi penahanan para pemimpik KPK. Baru-baru ini
kita dibikin muak lagi dengan Cicak vs Buaya jilid II. Kali ini mengenai kasus
pengadaan simulator uji SIM. Kita semua sudah tahu lah bagaimana ujian SIM.
Orang bisa dengan mudah mendapatkan SIM asal dia punya duit dan punya kenalan
orang dalam kepolisian. Semua bisa diatur. Kali ini kasus yang mencapai ratusan
miliar rupiah duit rakyat itu (gak tau deh pasti nominalnya, lupa gue), jadi
rebutan antara cicak dan buaya. Coba deh elo tebak mana yang bakal menang.
Masih mending ya kalo buaya sama ikan paus. Jadinya kita dapat kota Surabaya.
Tapi ini cicak sama buaya..beuh…dipithes sekali aja cicak bisa klepek-klepek.
Balik ke KPK vs Polisi tadi. Dalam laporan,
KPK tuh udah mulai menyelidiki kasus itu 25 Januari 2012 yang lalu dan sudah
masuk tahap penyidikan. Mereka udah dapat beberapa tersangka yang salah satunya
adalah seorang petinggi bintang dua polri. Terus minggu kemarin menurut cerita,
mereka berkunjung ke mabes polri buat kasih surat pemberitahuan penyidikan,
sekaligus mau kulo nuwun. Hari itu juga anak-anak KPK yang jumlahnya 30 orang
mulai menggeledah markas itu. Awalnya disambut baik, udah dikasih kunci pula.
Terus tiba-tiba di tengah malam pemimpin KPK itu dapat pesan darurat mengenai
penghalangan penggeledahan itu. Intinya sih, mereka ditahan di markas itu gak
boleh keluar. Sampai sahur di sana. Apa alasan kok tiba-tiba aja “seakan”
berubah pikiran gitu sih polri?
Alasannya adalah polri merasa menyelidiki
kasus itu duluan. Dan KPK udah melanggar batas dalam hal ini. penggeledahan
tanpa persetujuan polri. Pusing deh gue. Polri sudah menetapkn tersangka yang
jumlahnya lebih banyak dari punya KPK. Padahal menurut tanggal nih ya, KPK
mulai 25 Januari, polri mulai Mei. Dalam UU KPK udah diatur juga siapa cepat
dia dapat. Dan kenapa polri masih ngotot menangani kasus ini? kalau mau
ditangani bersama-sama nanti gimana nggak chaos?
Harus ada salah satu yang mengalah. Dan
yang mengalah itu adalah polri. Kasus ini melibatkan orang dalam tubuh
kepolisian itu sendiri. Logikanya nih ya, kalau kasus itu ditangani sendiri
oleh polri sendiri, gimana bisa independen prosesnya? Gimana bisa kredibel
hasilnya? Terus kenapa masih saja ngotot? Mereka berdalih, biarkan polri
membuktikan kepada masyarakat bahwa kami bisa menangani kasus ini sendiri.
Pak, maaf, bagaimana kami bisa percaya pada
kalian jika kasus yang selama ini “dilupakan” belum selesai juga ketika kalian
yang menangani? Rekening gendut kalian, pembobolan BNI yang nilainya triliunann
itu, pengadaan alat komunikasi mabes polri, apa lagi? Gayus…nah, harusnya bisa
sampai melibatkan oknum polri tapi gk tersentuh tuh, dll……apakah itu tidak
cukup untuk membuat kami KESAL dan SULIT UNTUK PERCAYA lagi pada kalian? Kasus-kasus
itu saja belum selesai, kenapa masih ngotot mau menangani yang baru yang
MELIBATKAN oknum anggota kalian?
Apakah ini tidak memperlihatkan bagaimana
upaya kalian melindungi korupsi di tubuh kalian sendiri?
Bagaimana kami bisa memaksakan kepercayaan
kami pada kalian yang untuk kasus pelanggaran lalu lintas kecil saja beberapa
di antara kalian masih ada yang mau disogok? Bagaimana kami bisa memaksakan
kepercayaan kami pada kalian yang untuk persidangan kecil saja kalian masih
membiarkan para calo bertebaran di sekitar kalian, BAHKAN DI DEPAN MATA KALIAN?
Seakan kalian sendirilah yang telah melegalkannya? Bagaimana kami bisa
MEMAKSAKAN kepercayaan kami pada kalian jika untuk kasus pembebasan mobil
karena kecelakaan dan kedua belah pihak sudah saling rela tanpa paksaan, masih
kalian persulit bahkan kalian DENGAN TANPA MALU MEMINTA SUAP dari ayah saya?
Berapa triliunan uang rakyat lagi yang mesti kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa nyawa tak berdosa lagi yang harus kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa orang lagi yang harus menjadi tumbal untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian??
Inikah keadilan yang selama ini kalian maksud? Di mana keadilan yang kalian tegakkan itu ketika masyarakat desa yang tak tahu apa-apa tiba-tiba kalian tembaki dan kalian hardik HANYA untuk MELINDUNGI pengusaha yang telah MENYOGOK kalian? Inikah penegak keadilan yang kami idamkan itu? Berapa banyak air mata yang mesti kami tumpahkan lagi untuk menangisi betapa SAKITNYA kalian?
Berapa triliunan uang rakyat lagi yang mesti kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa nyawa tak berdosa lagi yang harus kalian korbankan untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian? Berapa orang lagi yang harus menjadi tumbal untuk MEMAKSAKAN KEPERCAYAAN kami pada kalian??
Inikah keadilan yang selama ini kalian maksud? Di mana keadilan yang kalian tegakkan itu ketika masyarakat desa yang tak tahu apa-apa tiba-tiba kalian tembaki dan kalian hardik HANYA untuk MELINDUNGI pengusaha yang telah MENYOGOK kalian? Inikah penegak keadilan yang kami idamkan itu? Berapa banyak air mata yang mesti kami tumpahkan lagi untuk menangisi betapa SAKITNYA kalian?
Rasanya sudah cukup muak kami memaksakan kepercayaan
kami pada kalian. Plis, tolong, masyarakat sudah pada tahu kok. Saya yakin, di
dalam tubuh kalian masih ada beberapa orang yang jujur dan berjuang memelihara
kejujuran mereka. Bahkan jika itu pahit. Dan saya yakin, mereka bisa merubah
keadaan sakit parah itu di dalam tubuh kalian. Syafakallah…
NB: tulisan ini dibuat tanpa lihat literatur, jadi koreksi saya jika ada kesalahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar