Jumat, 01 Agustus 2025

Dipeluk Jeda

 Akhirnya bisa jeda sejenak.

Saya berefleksi kembali perjalanan beberapa tahun ini setelah masa healing sejak 2019 lalu. Pandemi 2020-2021 ketika energi saya sedang ingin berpacu tiba-tiba dunia ingin berjeda. Maka setelah 2021 semua energi berpacu. Mengejar ketertinggalan-ketertinggalan yang saya rasakan di masa lalu. Berpuas diri dengan pencapaian-pencapaian kecil dunia. Di lain sisi ada ambisi yang masih menyala tetapi jalannya semakin berlawanan arah, entah kapan akan berbelok.

Percikan-percikan semangat di awal jika dibiarkan terus tanda didinginkan ternyata bisa membakar. Seperti mesin yang terus menyala dia juga bisa memberontak karena terlalu panas. Gap year 2015-2018 lalu benar-benar membuat saya kehilangan orientasi hidup, sehingga wajar rasanya jika tahun-tahun setelahnya saya "melakukan balas dendam" dengan "mengejar ketertinggalan-ketertinggalan". Ternyata dunia bergerak begitu cepat meski tanpa kita di dalamnya. Saya berusaha keras masuk kembali ke dalam pusarannya. Hingga semakin ke sini semakin bertanya kenapa arahnya berbeda dari yang saya tuju?

Pusaran yang terlalu cepat ternyata melelahkan juga. Sadar ada raga yang perlu dijaga, ada jiwa yang perlu dipelihara. Dua tahun belakang ini benar-benar tanpa ampun dan jeda. Kebun batin yang dipaksa terus produktif, unsur haranya semakin menipis. Barangkali saatnya menata kembali kebun ini, membiarkan ekosistemnya berestorasi. Alam memiliki mekanismenya yang canggih untuk pulih. Ambil jarak sejenak dari campur tangan manusia. Biarkan ilalang-ilalangnya tumbuh lebat dulu sebelum kembali ke jalur pendakian. Barangkali ada ekosistem yang perlu dirawat dengan lebih bijak. Tidak perlu memaksakan tanaman yang seragam untuk dapat dipanen bebarengan. Biarkan kebun itu menumbuhkan tanaman-tanaman yang memang selayaknya tumbuh di sana sebagai satu ekosistem alami.

Kebun batin itu adalah kita. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar